IBRAHIM: QURBAN MEMBANGUN CINTA TANPA LUKA
Rasa cinta yang menggebu-gebu pada objek tertentu tidak hanya buruk namun juga mencelakakan. Dalam sejarah perjalanan klasik cinta anak manusia, kisah Ibrahim patut dijadikan barometer bahwa cinta Ibrahim pada Tuhannya tidak membawa luka pada manusia. Artinya, kesalehan spiritual tidak membawa Ibrahim menghancurkan kesalehan sosial. Kekeliruan yang sering muncul ketika manusia membangun ketaatan kepada Tuhan tapi mengabaikan keharmonisan dengan manusia. Nabi Ibrahim as dalam sejarah agama samawi adalah sosok yang sangat berpengaruh. Ibrahim banyak mewariskan keturunannya dalam agama-agama samawi seperti Yahudi, Narani, dan Islam. Terdapat dua peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari kedua Nabi yakni; Nabi Adam as dan Ibrahim; perintah untuk qurban. Qurban berdasarkan etimologi berasal dari kata qaraba-yaqrabu; yang berarti dekat atau mendekatkan. Dekat di sini tidaklah dipahami pasif, tetapi aktif, butuh upaya untuk mendekatkan diri. Artinya, usaha hamba dalam rangka mendekatkan diri