Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Pahamilah Dia jika Ingin Dianggap Ada

Gambar
Marah, benci, sayang, dan rindu adalah fitrah dan juga tabiat manusia. Kompleksitas rasa yang ada dalam diri cucu Adam adalah selalu hadir sifat marah, benci, kesal, sayang, dan benci. Jika salah satu di antara sifat tersebut hinggap pada seseorang maka sesungguhnya ia sedang dijemput rindu. Persoalan rindu adalah perkara yang rumit bagi manusia, Rumitnya rindu sebab ia tiada dinding yang menepikannya. Rindu adalah kata sifat, maka tiada upaya pun dari manusia, jika rindu sudah datang maka ia tetap hadir walaupun tiada tahu bagaimana cara menghapusnya. Ada orang yang menangis dengan rindunya, ada juga yang marah dengan rindunya, dan tidak jarang seseorang yang bahagia dengan rindunya. Apa pun cerita tentang kerinduan ia tetap saja menyakitkan bagi yang merasakan tanpa menatap wajah yang dirinduinya. Rindu tiada tepi. Bagi yang sering merindu ibarat seseorang yang berdiri di tepian sungai tanpa disadari ia akan jatuh di dalamnya dan hanyut. Terjal rindu ibarat tepian laut tanpa d

Bhinneka Tunggal Ika; Nilai Toleransi, Keharmonisan, dan Gotong Royong

Gambar
  Toleransi secara bahasa berarti tenggang rasa. Bisa diartikan dengan menahan diri atau sabar. Selain itu, toleransi juga bisa diartikan dengan bersikap lapang dada terhadap orang yang memiliki pendapat berbeda.  Sedangkan secara istilah, toleransi artinya menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, kepercayaan, pandangan terhadap sesama manusia yang pada dasarnya bertentangan dengan diri sendiri. Toleransi bermanfaat dalam kehidupan sesama anak bangsa. Terutama dalam beraktivitas dan berinteraksi sesama manusia. Dengan bersabar dan menahan diri serta menghargai orang lain, maka konflik atau perbedaan bisa dicegah atau tidak akan terjadi. Dengan begitu toleransi memiliki peranan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.   Toleransi menjadi penting karena bangsa Indonesia memiliki cukup banyak suku, ras, dan agama. Namun perbedaan tersebut juga bukan menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Toleransi dalam Kebera

Gus Umar: Filsuf yang Memilih Jalan Sunyi

Gambar
  KH Abdullah Umar Fayumi atau sering dipanggil Gus Umar ; pertemuan saya dengan beliau tidak lama, tetapi banyak hikmah yang saya dapat dari sosok alim tapi sangat bersahaja. Dua pertemuan dalam kajian di bulan R amadhan saat saya mengikuti kajian Cosmic intelligencia (kecerdasan kesemestaan) dengan Gus Umar di Kajen bersama dengan Gus Mahrusi l lah dan sahabat-sahabat cosmic lainnya. Gus Umar bukan hanya seorang ulama, tetapi juga filsuf yang memilih jalan sunyi. Seorang filsuf pandangannya tidak lagi pada objek materi melainkan yang dituju adalah jalan kebijaksanaan. Ciri khas filsuf adalah membangun kesadaran kesemestaan. Merasa istimewa pernah belajar dengan seorang ulama muda yang melepaskan keinginannya dengan kepentingan-kepentingan apa pun terkait dengan dunia. Alumni Timur Tengah, namun tetap mengedepankan budaya Nusantara dalam menyikapi persoalan umat. Sosok alim ini tidak melepaskan budaya Jawa dalam dirinya, budaya di mana beliau dilahirkan dan dibesarkan. Sosok m urid d