MEMBACA TANPA PIKIRAN HILANGNYA RASA
Ketika hadirnya kita hanya berdasarkan hasil bacaan teks semata bukan lahir dari pikiran dan rasa, maka keberadaan kita tidak akan pernah ada bagi orang lain. Karena, bacaan itu hanya memindahkan pengetahuan saja dari buku ke otak, bukan menterjemahkan pikiran dalam realitas dan mendudukkan rasa dalam kenyataan sosial. Serendah-rendah pengetahuan adalah yang diperoleh dari membaca, sementara ilmu tertinggi adalah mampu merasa. Berbeda dengan pikiran dan rasa, keduanya adalah refleksi diri secara tiba-tiba dalam berinteraksi dengan pihak-pihak yang lain. Refleksi secara tiba-tiba inilah menurut Ibnu Maskawaih dipahami sebagai akhlak. Menurutnya akhlak adalah tindakan reflektif secara tiba-tiba tanpa pertimbangan sebelumnya. Jika seseorang harus berbuat baik pada yang lain itu murni karena kebaikan bukan karena ada iming-iming yang lain. Akhlak yang dibangun atas dasar keikhlasan inilah makna aplikatif dari tasawuf. Tasawuf hadhari bukanlah teori, tetapi ia adalah praktisi. Maka, san...