Postingan

KEBENARAN DILIHAT MELALUI EKSPRESI ZAMAN

Gambar
Dunia harus digerakkan dengan berbagai macam inovasi. Bergantinya peran manusia dengan mesin merubah tatanan dunia. Jika, manusia tidak meningkatkan kreasinya, maka ruang bagi manusia hanya tersedia untuk saling menuding dan bermusuhan satu sama lain. Ketika, ruang-ruang ekpresi diisi oleh mesin, apakah patut ruang ghibah dan saling mengumpat diisi oleh manusia. Kebaikan dan kebenaran berbeda. Baik belum tentu benar, dan benar sudah tentu membawa kebaikan. Kebaikan dengan segala prilakunya tidak pernah beriringan dengan masa. Kebaikan terbangun sejak sifat baik itu dilakukan. Berbeda dengan kebenaran, kebenaran akan berjalan sesuai dengan masa yang mengitari kehidupan sesuai dengan kemampuan manusia berpikir memahami zamannya. Apa yang dulu diketahui benar tetapi hari ini tidak baik lagi dilakukan. Membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau itu baik, tetapi tidak benar lagi dilakukan oleh manusia disaat teknologi pertanian hadir dengan sangat masif. Bahkan, hari ini bukan alat mem

OPTIMISME: PERCAYA DIRI TIDAK SELAMA BAIK

Gambar
Baik dan buruk tidak dapat diukur berdasarkan penialaian subjektif, keberadaannya sangatlah relatif. Buruk untuk sebagian orang belum tentu buruk untuk sebagian yang lain, dan baik untuk sebagiannya juga belum tentu baik untuk sebagian yang lain. Optimisme yang dibangun satu kelompok bisa membinasakan kelompok yang lain. Percaya diri tidak selamanya baik, sebab merasa percaya dengan diri sendiri dapat meniadakan peran orang lain. Berani menghilangkan peran orang lain sama dengan menciptakan musuh bagi diri sendiri. Musuh yang paling berbahaya tidak muncul dari orang lain, melainkan ia datang dari diri sendiri. Percaya diri dan optimisme itu penting untuk meyakinkan diri dalam menghadapi sesuatu, tetapi terlalu percaya diri juga tidak baik; tidak baik untuk diri sendiri dan juga tidak baik untuk orang lain. Biasanya orang yang terlalu percaya pada potensi dirinya ia mudah lupa dengan potensi orang lain. Padahal setiap manusia telah diberikan potensi masing-masing, dengan kelebihan dan k

MUTA’ALLIM: MEMASUKKAN SIFAT TUHAN DALAM JIWA

Gambar
Al-‘ilmu nuurun , ilmu adalah cahaya. Gelapnya ruangan dapat diterangkan dengan sinar lampu, gelapnya semesta hanya dapat diterangkan dengan cahay ilmu. Ada beberapa cahaya di alam ini’ cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya bintang, dan cahaya lampu. Selemah-lemah cahaya adalah yang tersimpan dalam benda-benda tertentu seperti batu misalnya.  Cahaya batu tersembunyi dalam dirinya, untuk memantulkan cahayanya harus dibantu dengan sinar yang lain. Orang yang memiliki cahaya yang lemah (awam) ibarat cahaya yang tersimpan dalam batu (batu giok). Di sinilah, fungsi al-‘alim memantulkan cahayanya untuk menerangkan pikiran-pikiran awam. Belajar adalah pekerjaan yang berat. Proses belajar-mengajar merupakan akifitas memasukkan ilmu dalam jiwa manusia. Karena dipahami berat, orang yang menempuh jalan ilmu disejajarkan dengan jihad. Bahkan, seseorang yang berangkat dari rumahnya menuju tempa di mana ilmu diajarkan, sampai ia kembali lagi ke rumahnya, jika saja dalam perjalanan berhadapan dengan

Az-Zaujaan: Pengabdian Terbaik Saling Memberi Senyuman

Gambar
Menikah; ditinjau berdasarkan istilah fikih berarti suatu akad (perjanjian) yang mengandung kebolehan melakukan hubungan suami istri dengan memakai lafadz nikah dan tazwij. Dalam konteks sosial, menikah dapat dipahami sebaga legalitas seseorang dikuasai oleh orang lain. Legalitas ini berlaku sepanjang pernikahan itu masih utuh. Bahkan bukan hanya dikuasai tetapi keduanya saling menunaikan kewajiban dan toleransi; berlaku kewajiban dipihak suami dan toleransi dipihak istri. Semakin suami menunaikan kewajibannya semakin terbuka pintu rahmat untuk keduanya. Semakin tumbuh toleransi istri semakin terbuka pintu syurga untuknya; baik syurga dunia maupun akhirat. Disamping bermakna teologis menikah juga berimplikasi sosiologis; sebab ia bukan hanya persoalan aku, bukan juga persoalan dia,  tetapi menikah adalah persoalan aku, dia, dan Tuhan. Jika menikah dipahami karena aku maka tujuannya hanya sekedar ingin melepaskan masa lajang, dan karena ingin menyelesaikan nafsu semata. Menikah adalah p

TANPA ULAMA NUMERASI POLITIK KITA ABAL-ABAL

Gambar
Diungkapkan dalam h adeh maja Aceh “ ulama dipeumada ngon hafai kitab , di pesapat bak bale tuha ,  akademisi dipeulalo ngon diktat , rakyat melarat hana so kira . Munculnya penjajahan Belanda telah memporak-porandakan sistem transformasi ilmu di Aceh, akibat peperangan yang terjadi tidak sedikit lembaga pendidikan seperti dayah harus terhenti geraknya. Sebab Belanda saat itu mencurigai dayah-dayah sebagai simbol perlawanan masyarakat terhadap penjajahan. Dan kiprah ulamapun bergeser arah, dari upaya memerdekakan umat dari kebodohan menjadi penggerak umat untuk melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda. P engaruh ideologi perjuangan yang ditanamkan oleh ulama-ulama dayah mampu membangkitkan semangat juang Bangsa Aceh, sehingga dengan semangat juang tersebut lahirlah sebuah gerakan perlawanan dengan semboyan “udep mulia mate syahid”. Dan ini juga digaungkan oleh masyarakat m uslim di dunia yang mulai menyadari bahwa kemerdekaan hak atas hidup sepenuhnya harus dimiliki atas bangsanya

BAIK PUN BELUM TENTU BERMANFAAT

Gambar
Sepuluh orang baik jauh lebih buruk dibandingkan satu orang yang menebar manfaat. Baik saja tidak cukup jika tidak bermanfaat, apalagi merasa diri paling baik. Asas kebaikan akan berlaku sewajarnya, sebab tidak semua manusia tau diri saat dibaikin. Namun, jauh berbeda dengan manfaat, ia tidak melihat reaksi apa pun kecuali keinginan untuk melakukan sesuatu yang bermanfat. Hidup ini adalah ruang serba keterbatasan. Apa pun yang sedang dijalani sebuah keterbatasan yang harus diterima. Posisi apa saja dan dari proses yang sedang dijalani saat ini harus dipahami sebagai bentuk keterbatasan diri kita masing-masing. Maka, tidak ada yang patut diagungkan dari keterbatasan tersebut, kecuali menjadikannya sebagai rute manfaat. Oleh karena itulah Tuhan menekankan pada kita, bukan seberapa hebat keberadaan posisi masing-masing yang dituntut, melainkan seberapa manfaatkah yang dapat ditularkan kepada orang lain atau makhluk yang lain dari keberadaan kita. Percayalah, jika kesombongan atas keberada

FIR’UN DALAM REPLIKA KEKUASAAN

Gambar
Alquran menyebutkan  bahwa kisah-kisah masa lalu adalah ibrah (pelajaran) bagi orang-orang berakal. Ibrah tersebut diceritakan secara gamblang dalam berbagai momen; mulai dari masalah pribadi, politik, sosial, bahkan persoalan agama. Namun, atas semua peristiwa tersebut persoalan politik dan kekuasaan selalu menggiring pelaku-pelakunya berperan kontradiktif. Kekuasaan terus berjalan dan selalu identik dengan kisah-kisah yang diceritakan secara berulang-ulang. Bahkan, kekuasaan itu diputar hari dan waktunya di antara manusia. Alquran menyebutkan bahwa kisah-kisah itu hanya menjadi ibrah bagi orang-orang yang menggunakan akalnya. Artinya, kisah-kisah tersebut hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang berfikir. ...لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ  Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Q. S. Yusuf/012: 111. Manna’ al-Qatthan menyebutkan; terdapat tiga katagori kisah-kisah yang termuat dalam Alquran. P