DUNIA MENAKUTI: KETAKUTAN MANUSIA ANTARA CORONA DAN HANTU
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya,
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar". Q.S. Al-Baqarah/002: 155.
Ketakutan
terhadap corona melebihi takutnya persiapan manusia untuk menuju ke alam di
mana tidak ada guna lagi pakaian mewah, tidak ada guna lagi rumah megah,
tidak ada guna lagi harta benda, kenderaan dengan model terbaru, tidak ada guna lagi rupa yang cantik dan tampan, tidak ada guna
lagi relasi dunia, tidak ada guna lagi pangkat dan jabatan, dan tidak akan
berguna apapun yang di miliki manusia ketika hidup di bumi. Ketika tubuh masuk
ke liang lahat terputuslah segala urusan. Hadirnya corona
telah menghilangkan manusia takut pada persiapan kematian dalam keadaan normal.
Sudah
menjadi sesuatu yang wajar, disa'at manusia ketakutan menghadapi musibah yang
melanda dirinya, apalagi musibah tersebut berbentuk wabah. Ketakutan seperti
ini wajar terjadi bagi manusia. Namun menjadi keliru, ketika ketakutan tersebut
melebihi cara pandang yang sesungguhnya menjadi prioritas utama jadi terabaikan.
Ketika musibah dan penyakit mewabah tidak melanda negerinya pola menjalani
hidup jauh dari mempersiapkan diri menuju kematian.
Mati
tidak dapat ditolak dan sakitpun tidak bisa dihindari, akan tetapi mati mesti
dipersiapakn sebab ada tanggung jawab besar setelah nyawa berpisah dengan
badan. Dan begitu juga dengan sakit, tidak bisa dihindari, jika sampai
waktunya, akan tetapi manusia diberi waktu untuk memilih sakit dan untuk
memilih sehat. Ketika terjadi wabah penyakit dalam sebuah negeri, maka peluang
menghindari dari penyakit tersebut lebih utama harus dilakukan. Tuhan memberi
celah bagi manusia untuk berusaha menghindari dengan kemapuannya, bukan
menentang penyakit dengan kesombongan dan olok-olokan.
Islam
merupakan agama yang memberi peluang bagi penganutnya untuk memilih dan memilah
terhadap sesuatu. Pilihan itu, harus berkesesuain dengan keadaan yang ada.
Pilihan terbaik adalah yang paling memenuhi unsur manfa'at bagi manusia itu sendiri.
Ketika Tuhan telah menjadikan kita bagian dari penganut
agama Islam dan sekalis menjadi hambanya yang ta'at dan patuh terhadap
ajaran-ajaran Islam. Patuh dalam segala hal urusan yang menyangkut dengan
syari'ah yang sudah ditetapkan atas manusia.
Sifat
membangkang memang sudah menjadi tabi'at manusia. Tidak cukup dalam membentuk
karakter manusia dengan pesan moral semata, perlu dilakukan pesan-pesan
keagamaan lalu dipertajam dengan aturan serta
undang-undang yang terkait dengannya. Bagi manusia tidak cukup dengan pesan
moral saja dalam membentuk karakternya. Manusia suka melanggar, jangankan pesan
moral, undang-undang, peraturan, bahkan perintah kitab sucipun dibangkanginya,
apalagi pesan moral dan himbauan para pemimpin.
Islam
adalah agama pilihan, pilihlah yang terbaik atas perkara yang baik. Baik yang
menyangkut dengan persoalan pribadi maupun yang menyangkut dengan persoalan
bersama dan persoalan kebangsaan. Persoalan yang menyangkut dengan pilihan
kebangsaan, tentu harus melewati kajian-kajian yang komfrehensif untuk
memutuskannya. Berbagai macam kajian harus dilakukan, tidak hanya cukup dengan
tela'ah yang bersifat lokal semata, namun juga harus dikaji dari konteks
geopolitik, baik geopolitik yang bersifat nasional maupun dalam lingkup
geopolitik global. Sebab musuh menunggu keputusan apa
yang dilakukan sebuah negeri disa'at situasi genting melanda sebuah negaranya,
baik kondisi pertahanan maupun situasi yang menyangkut kesehatan nasional.
Corona
menjadi momok besar bagi politik kebangsaan,
jika keputusan yang diambil oleh pemangku kebijakan tidak tepat. Pengaruh yang
dihasilkan dari mewabahnya virus corona ini dapat mengacaukan beberapa situasi
normal. Baik situasi ekonomi, kesehatan, pertahanan, dan politik dalam
negeri. Seorang Kepala Negara dapat
dimakzulkan dengan kondisi tertentu ketika suatu keadaan merubah peta politik.
Presiden bisa diturunkan jika tidak mampu membuat keseimbangan keadaan dalam
menghadapi suatu masalah. Keadaan ceos dalam
sebuah negeri dengan keadaan tertentu, tentunya berpengaruh terhadap pemimpin
itu sendiri. Dengan alasan negara terancam, maka kepemimpinan akan mendapat
imbasnya dari keadaan tersebut.
Mewabahnya
virus corona dan mengganas pula desakan luar
negeri dengan berbagai intervensi politiknya. Tentunya politik kepentingan
bangsa yang lain terhadap bangsa yang sedang kita diami. Indonesia merupakan
negeri yang menjadi incaran pihak-pihak kapitalisasi sumber daya alam. Apalagi
sebuah rezim kepemimpinan menjadi penyebab utama hancurnya kepentingan
kapitalis di dalam negeri. seperti, sumber daya alam yang yang hendak dicabut
dari tangan kapitalis menjadi aset penuh penguasaan badan
usaha
milik sebuah negara.
Siapa
yang bermain, dan siapa yang mempunyai kepentingan besar atas perkara yang
mencoba menggiring sebuah negeri kacau dengan isu dan penyakit mewabah ini.
Tentunya mereka yang merasa kepentingannya sudah mulai terusik dengan
keputusan-keputusan politik terbaru yang diambil pemimpin dalam sebuah negeri. Pemimpin Indonesia adalah penguasa yang menjadi target dari
kepentingan kapitalisasi dunia, untuk mempertahankan aset-aset sumber keuangan
bagi negara-negara penjajah ala dajjalisme.
Pengaruh dajjalisme akan memusnahkan keyakinan
beragama kita, dan juga akan memusnahkan hak kebebasan setiap bangsa, untuk
merdeka menguasai dirinya dan tanah airnya. Bangsa
ini adalah bangsa yang besar dengan rasa toleransi
yang sangat terbuka antar suku, ras, agama, dan antar golongan, dan ditambah
lagi dengan penduduk Muslim terbesar di didunia. Persiapkan diri dan pikiran
kita, untuk mengahadapi dan mempertanggung jawabkan atas apa yang kita lakukan
di dunia, bukan hanya ketika mendapatkan musibah saja, namun diasebalik itu, ketika
susana dalam keadaan kondusif tanpa ketakutan terhadap suatu
wabah, kita juga serius dan hati-hati dalam mempersiapkan diri menuju negeri
akhirat.
Takut
boleh terhadap virus corona, tapi goblok jangan dalam memahami setiap keputusan
yang diambil oleh pemerintah bersama perangkat-perangkatnya. Islam adalah
pilihan, gunakan hak pilih anda untuk memilih yang terbaik bagi kita, agama,
dan bangsa. Jangan sempat isu virusnya hilang bersamaan dengan hilangnya hak
penguasaan anak bangsa terhadap negerinya sendiri.
بِسْمِ الله الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ
اسْمِهِ شَىْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya, "(Dengan
nama Allah SWT yang dengan nama-Nya tidak akan celaka sesuatu apapun yang ada
di bumi dan di langit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) dibaca tiga kali, tidak akan
tertimpa musibah mendadak sampai pagi hari, dan siapa yang membacanya ketika
pagi hari tiga kali, maka tidak akan tertimpa musibah mendadak sampai sore hari." (HR. Abū Dāud).
Antara
virus Corona dan misi Dajjal, sepertinya menjadi nyata jika akhir zaman itu
benar-benar sedang berproses. Waktu yang
semakin singkat bagi manusia, jarak tempuh menjadi sangat pendek, hubungan
antar dunia semakin dekat, yang menjadikan komunikasi inter humanity
sangatlah cepat terjadi. Baik komunikasi dalam bentuk transformasi visual dan suara,
maupun komunikasi antar individu. Kedua komunikasi tersebut dengan mudah dilakukan
manusia oleh karena jarak antar waktu sudah semakin mendekat.
Ketakutan
terhadap virus Corona melanda dunia, tidak hanya dunia-dunia di mana mayoritas
penduduknya beragama non Muslim, namun ketakutan ini juga melanda wilayah dan
negara di mana Muslim terbanyak mendiaminya, seperti Indonesia. Virus yang
memaksa pemerintah Arab Saudi membuat pelarangan terhadap jama'ah umrah
Indonesia untuk melakukan ibadah di tanah suci Mekkah. Pelarangan ini bisa jadi
merembes pada jama'ah haji, jika virus Corona semakin menyebar.
Melarang
jama'ah umrah untuk melakukan ibadah, sama dengan melarang orang-orang datang
meramaikan rumah ibadah Umat Islam dunia untuk melakukan tawaf. Tawaf adalah
ibadah memutar mengelilingi pusat edaran bumi. Bumi adalah planet di mana
manusia berdiam mengembangkan komunitasnya bersamaan dengan berjalannya waktu.
Perputaran waktu dan keseimbangannya sangatlah dipengaruhi oleh porosnya.
Shalat
lima waktu yang dilakukan oleh Umat Islam merupakan ibadah yang digilir
waktunya selama lima waktu dalam sehari semalam. Putaran waktu ini adalah
putaran bumi. Shalat dengan waktu yang sudah ditentukan juga menjadi putaran
thawaf bagi manusia yang tidak sempat mengahadiri Mekkah oleh karena
keterbatasan biaya. Intinya, setiap waktu adalah putaran bumi, yang jika saja
waktu putaran bumi itu berhenti maka berhentilah waktu, berhentinya waktu
hancurlah dunia ini, dengan kiamat menjadi penghujungnya.
Berdasarkan
dunia takut dengan virus corona, lalu manusia membatasi interaksi dengan sesama
manusia. Menghindari berinteraksi dengan manusia tidak hanya terjadi di
pusat-pusat keramaian saja, seperti tempat hiburan, mall, pasar, perkantoran,
dan berbagai macam pusat transaksi ekonomi lainnya. Namun, jika ketakutan ini
merambah menghindari rumah-rumah ibadah, tempat-tempat di mana ilmu pengetahuan
disampaikan, oleh karena takut terjadi kontak langsung dengan manusia lainnya,
sebab virus Corona.
Tentunya,
takut berkumpul di mesjid untuk melaksanakan shalah lima waktu secara
berjama'ah, akan mempercepat putaran waktu itu berhenti. Jika tiba waktunya,
takut berkumpul untuk shalat berjama'ah, apalagi sampai untuk keluar dari rumah
melantunkan azan saja sudah tidak berani lagi di mesjid, maka potensi seperti
ini akan menjadikan dunia dengan putaran waktu yang sudah dipaksa berhenti.
Ketakutan
yang disebabkan oleh virus Corona, menyebabkan manusia takut dengan pusat-pusat
keramaian, takut dengan pusat-pusat pembelanjaan, dan pusat-pusat hiburan.
Jika, ketakutan dengan pusat keramaian berpengaruh dengan ketakutan berkumpul
di rumah ibadah untuk melaksanakan shalat berjama'ah lima waktu, sebagai pusat
putaran waktu untuk bumi berputar melewati porosnya, maka akan berhentilah
waktu itu, dan hancurlah bumi.
Komentar
Posting Komentar