SETELAH DIWISUDA MULIAKANLAH ANAKMU SEBAGAI ORANG YANG BERILMU

 





Menghormati ilmu pengetahuan ditandai dengan penghormatan yang diberikan kepada guru. Di Perguruan Tinggi tradisi menghormati ilmu dapat dilihat pada saat para senat diberi penghormatan penuh disaat berlangsungnya wisuda. Kedatangan anggota Senat mewakili pemilik ilmu, semua peserta diminta untuk berdiri ketika para senat memasuki ruangan. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. Q. S. Al-Mujaadilah/058: 11.

Ketua SekolahTinggi Ekonomi (STIE) DR. Khez Muttaqien Tahun Anggaran 2021-2022, Dr. Suherman Saleh, Ak. MSc., CA pada acara wisuda sarjana yang ke-XII menyampaikan, kedudukan ilmu pengetahuan jauh lebih tinggi dari apapun di dunia ini termasuk pemimpin itu sendiri, dikarenakan ilmu adalah milik Allah yang dititikan pada manusia di bumi. 

Tradisi wisuda adalah peristiwa penghormatan yang diberikan kepada orang-orang yang telah selesai dengan belajarnya. Di sini, mahasiswa dilantik untuk menunjukkan bahwa hari itu juga mereka sah menyandang titel akademik sarjana, tentunya sarjana di bidang masing-masing. 

Namun ada yang lebih penting lagi dari peristiwa hari ini, mahasiswa yang telah selesai dengan belajarnya layak mendapatkan perhormatan di masyarakat, terutama sekali di keluarga masing-masing. Karena melalui ilmu yang mereka miliki diharapkan mampu menyelesaikan problem keumatan. 

Guru adalah pintu ilmu bagi kita, memuliakannya sebuah keharusan, sosok guru harus hadir sebagai pribadi yang meng-inspirasi. Menjadi guru yang meng-inspirasi tidaklah mudah. Inspirasi inilah yang ditelurkan pada mahasiswa yang saat ini di wisuda. Sebab, guru yang biasa-biasa saja menurut William Glasser ia hanya bisa berkata, guru yang super ia mampu mendemontrasikan ilmu yang dimiliki, namun guru yang luar biasa adalah yang menelurkan inspirasi bagi murid-muridnya.

Sebagaimana kemuliaan ilmu, maka pemiliknya juga harus dimuliakan. Anak-anak yang saat ini diwisuda adalah generasi yang mendapat kemuliaan dari ilmunya, memuliakan mereka sama dengan mendorong perubahan besar bagi bangsa ini. Sebab, melalui ilmu-ilmu yang mereka pelajarilah arah pembangunan bangsa ditentukan. 

Dunia dengan segala susunannya secara alamiah terus berkontestasi dengan kemajuan zaman. Diharapkan dengan ilmu-ilmu yang telah diperoleh melalu pendidikan mampu mengambil tempat dalam kontestasi dunia. Perubahan yang begitu cepat dengan arus informasi yang terus-menerus berubah, bagi siapa yang tidak mampu mengambil tempat, maka keberadaannya tidak akan berarti sama sekali.

Dengan itulah Perguruan Tinggi terus bergerak mengembangkan  potensi generasi dengan kurikulum mutaakhir. Kurikulum pendidikan yang terus diperbaharui diharapkan mampu  menciptakan generasi yang tidak hanya dapat mengambil tempat dalam kontestasi, namun juga hadir berkontribusi untuk kepentingan ekonomi umat dan bangsa.

Terkait dengan kemulian ilmu, bagaimana seorang ayah memuliakan ilmu untuk anaknya. Ketika masih belajar di Perguruan Tinggi pada tahun 1970-an, menceritakan kisah dirinya  bahwa ia telah mendapat kesempatan belajar dengan tokoh pendiri bangsa Ir. Mohammad Hatta. 

Mendengar laporan dari anaknya sebagai orang tua langsung berkata “mulai hari ini kamu pemimpin di rumah ini, sebab kamu adalah muridnya tokoh yang bapak kagumi telah memproklamirkan bangsa ini, dan sekarang muridnya adalah anak saya sendiri, maka hari ini saya akan menghormati dan memuliakan kamu tidak hanya sebagai anak tapi juga sebagai orang yang berilmu”. Dari situlah kemulian pertama didapat oleh ketua STIE DR Khez Muttaqin yang akrab disapa Uda oleh masyarakata Purwakarta. 

Menutup orasinya, Uda Herman berpesan semoga semua ilmu yang diajarkan oleh para dosen akan menjadi barokah bagi anak-anak bapak ibu sekalian. Setelah ini selesai, maka muliakanlah anakmu para sarjana yang sudah diwisuda hari ini, sebab mereka adalah orang-orang yang telah ditempa dengan ilmu pengetahuan. Dengan itulah bapak ibu sekalian akan mulia di mata anak dan juga dimuliakan oleh Allah Swt. 

Purwakarta, 30 Juli 2022.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraih Gelar Doktor; Muchlinarwati Disabilitas yang Menginspirasi

Melihat Masalah dengan Masalah

Teuku Badruddin Syah: Membangun Politik Aceh Melalui Pikiran Ulama