Postingan

Iqrak Siasi: Potretlah dengan Baik Setiap Peristiwa Politik

Gambar
Potretlah dengan baik peristiwa politik yang mengitari kehidupan hari ini. Membaca diri lebih utama dilakukan sebelum membaca banyak hal. Membaca bukan mengira-ngira sesuatu; seperti perkiraan seseorang yang jahil tentang materi-materi dunia yang dikiranya kekal untuk dinikmati setelah dikumpulkan sekian banyak. Membaca bukan hanya tulisan yang telah ada, melainkan juga membaca sesuatu yang datang (fenomena) dalam kehidupan, termasuk di dalamnya adalah fenomena politik. Politik termasuk ilmu tertua dalam sejarah manusia mengatur dirinya. Bicara politik adalah bicara kekuasaan. Kekuasaan telah hadir dalam berbagai konteks; baik monarki, parlementer, republik, kekuasaan dalam bentuk federasi, dan sebagainya. Dalam bentuk apa pun kekuasaan itu tujuan utamanya adalah mengatur manusia dan mengantarkan kesejahteraan untuk masyarakat secara keseluruhan. Orang-orang jahil memahami kekuasaan ibarat orang jahil melihat harta; mereka akan menghitungnya dengan cara membaca kebaikan untuk dirinya

Politik Haji: Pemimpin Mengurban Diri Bukan Mencari Korban

Gambar
Bulan Zulhijjah juga disebut dengan bulan kurban. Politik identik dengan kerja sosial; yang mana orientasnyai adalah meng-urbankan pikiran, tenaga, jiwa, dan harta. Tetapi, berbeda dengan politik korban; bahkan di banyak tempat termasuk Aceh ada yang mengorbankan nyawa orang-orang untuk kepentingan dirinya. Seyogianya; politik jalan memperjuangkan hidup layak bagi banyak orang. Namun, pada sebagian besar pelakunya politik malah mengantarkan kesejahteraan untuk diri, keluarga, dan kelompoknya. Dalam konteks ini, peran pribadi politik tidak mengurbankan diri, melainkan mencari korban dari rakyatnya sendiri. Di sini, korban pertama kali adalah kelompok mendukung. Di kalangan tim sukses banyak yang terpedaya ( keunong peurahop ) dengan performa utopis dari sosok yang ingin berkuasa. Sosok yang tidak pernah mau meng-urbankan dirinya untuk mengantarkan kesejahteraan untuk banyak orang, tetapi ia lebih cenderung menjadikan orang lain sebagai korban. Di musim pra-kampanye politik mulai masuk r

Manusia: Sisi Suram dalam Menata Dunia

Gambar
Manusia diciptakan sebaik-baik bentuk, bukan sesempurna jadi. Walaupun diciptakan sebaik bentuk tetapi tidak pernah menjamin sebaik-baik sikap dalam menata adab, moral, dan akhlak. Satu sisi manusia baik, tetapi pada sisi lain juga terlihat suram. Disaat manusia mulai tumbuh naluri dirinya sebagai makhluk pemangsa manusia melakukannya tanpa peduli bahwa manusia bergerak dibimbing akal. Ikan di laut pada dasarnya hidup tenang tetapi ketika manusia tahu cara menjebak dengan alat yang canggih maka ikan ditangkap sebanyak mungkin. Gunung pada dasarnya rindang dan asri ketika manusia datang maka gunung itu jadi rusak. Bahkan Tuhan sendiri menjelaskan dalam firmannya bahwa kerusakan di laut dan di darat disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri. Seramnya manusia Alquran pun bahwa mewanti-wanti kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan oleh kerakusan manusia. Dikala lahir ke bumi, manusia hanya meminum susu dan makan pisang. Disaat sudah besar manusia minum arak yang memabukkan. Bahkan disa

Politek: Sak Bajo Siasat Et La Lahet

Gambar
" Politek bajo; Hana bajo mita bajo, ‘ohna bajo sak lam binteh, hana lako mita lako, ‘ohna lako geutimpeh-timpeh. Siasat la lahet et la lahet, tuboh sehat ate saket, adak saket rakyat rasa kedro, hana bakso kamo yu cupet" . Politik selalu mencari celah dalam memperoleh kekuasaan. Langkah yang ditempuh sering menghalalkan segala cara. Menghalalkan cara dalam memproleh segalanya dalam kondisi dunia hari ini sulit untuk diterapkan. Dan ini hampir berlaku dalam transaksi mana pun, lebih-lebih lagi dalam masalah politik. Halal dan haram tidak lagi menjadi pertimbangan utama dalam mendapatkan kekuasaan; yang penting keinginanannya tercapai. Kecurangan, kesewenang-wenangan, ketidak jujuran, kedhaliman, fitnah, seolah-olah menjadi legitimasi untuk mendapatkan kekuasaan. Politik terkait dengan desak-mendesak; ibarat bajo yang mengisi ruang kosong untuk dipadatkan pada ornamen tertentu. Bajo atau juga disebut pasak dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai alat untuk memadatkan sudut ru

Pemda: Dekatkan Beasiswa pada Anak Buruh Tani Miskin di Aceh

Gambar
Sebagaimana dilansir detik.com Arnia Fatmawati Mirsanda anak seorang buruh tani asal desa Lhang, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya sebagai salah satu penerima beasiswa UKT (Uang Kuliah Tunggal) subsidi 100 persen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) hingga lulus. Kuliah dengan biaya yang ditanggung pihak ketiga adalah keinginan semua orang, terutama anak-anak berprestasi dari keluarga miskin. Dapat kuliah di kampus tertama seperti Universitas Gadjah Mada dan yang lainnya juga cita-cita dari banyaknya calon mahasiswa hari ini. Untuk mendapatkan beasiswa bukan perkara mudah, apalagi beasisswa prestasi sifatnya sangat kompetitif. Tentunya, kompetisi ini jauh dari jangkauan anak-anak Indonesia khususnya anak-anak buruh tani miskin Aceh. Hampir rata-rata masyarakat Aceh adalah buruh tani miskin. Untuk itu, Pemerintah Aceh dan Pemerintaha Kabupaten di Aceh khususnya Aceh Barat Daya sudah saatnya mendekatkan beasiswa penuh pada calon mahasiswa di Aceh Barat Daya menggunakan APBK. Selam

Geucik: Bangun Kedaulatan Politik dari Gampong

Gambar
Aceh memiliki jumlah kecamatan sebanyak 289 dari 6.497 gampong seluruh Aceh. Sementara Aceh Barat Daya memiliki 9 kecamatan dari 152 gampong dengan jumlah penduduk yang terus bertumbuh. Wilayah dengan potensi laut, perkebunan, dan pegunungan. Sementara julukan Aceh Barat Daya sebagai kota dagang terdengar kabur akhir-akhir ini. Kepemimpinan tertinggi Aceh Barat Daya dipimpin oleh bupati, sementara di tingkat gampong dipimpin oleh geucik; beda wilayah kekuasaan tetapi memiliki tanggung jawab yang sama dalam membangun daerah. Karena, kemajuan sebuah negara dimulai dari majunya kepemimpinan di tingkat desa. Wilayah kekuasaan paling bawah dipimpin oleh Kepala Desa/gampong atau geucik. Berdasarkan ketentuan yang ada desa memperoleh anggaran khusus, atau dana desa. Dengan anggaran yang ada geucik tidak hanya berpikir bagaimana membangun gampong dalam bentuk fisik melainkan jauh hari telah terlibat banyak di wilayah sosial, agama, dan budaya; baik kerja hidup maupun kerja mati. Kiprah geu

Kekuasaan: Kritisilah dan Jangan Pernah Mengapresiasi

Gambar
Kekuasaan tidak perlu diapresisai sebab kebijakan salah yang diputuskan tetap saja penguasa digaji. Negara ini butuh orang-orang yang berbicara banyak hal. Dengan berbicara traumatik bagi prilaku buruk akan terintimidasi dengan sendirinya. Bicara dengan berbagai jalur; baik melalui ucapan, tulisan, kritik saran, dokumenter berupa drama, kolosal, ekspresi pantomim, film, parodi, cerita rakyat, dan lain sebagainya. Pada saat orang-orang mulai bicara dalam berbagai bentuk media maka keburukan dapat ditekan. Keburukan yang sedang berjalan mesti diimbangi dengan kritikan. Melapor banyak perkara merepot penegak hukum di negara ini, dan bahkan tidak jarang berakhir dengan kekecewaan. Setiap orang mesti bicara pada levelnya masing-masing. Karena, dengan berbicara banyak prilaku buruk yang berlaku di ruang publik terutama sekali terkait dengan pengelolaan kebijakan publik malu dengan sikap, prilaku, dan tindakannya.  Berbicara adalah hak publik yang bisa digunakan untuk mengungkapkan banyak h