Leader Prophetik: Bukanlah Biografi Epik dari Ilusi Kekuasaan Manipulatif

Mengkaji konsep kepemimpinan prophetik dengan menelusuri nilai-nilai kenabian yang diwariskan Nabi Muhammad Saw, khususnya empat sifat utama; shiddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Kepemimpinan Nabi tidak dibangun atas dasar dramatisasi asal-usul atau penderitaan masa lalu, melainkan pada integritas dan tanggung jawab moral. Terjadinya paradoks kepemimpinan di mana narasi “dari kalangan bawah” sering dimanfaatkan sebagai alat legitimasi, namun berujung pada praktik kekuasaan yang kontraproduktif dan manipulatif. Menyoroti fenomena logika terbalik dalam politik lokal, di mana pengakuan sebagai “orang susah” justru menjadi strategi untuk meraih kemewahan. Dengan mengangkat metafora siluman dan sepatu kaca, tulisan ini mengajak pembaca untuk membedakan antara panggung pencitraan dan kepemimpinan sejati yang berakar pada nilai-nilai kenabian. Kesadaran kolektif dan keberanian moral menjadi kunci untuk mengembalikan ruh kepemimpinan sebagai amanah, bukan ambisi. Meniru kepemimpinan Nabi bu...