Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Fatimah Az-Zahra: Pewaris Keteladanan Kenabian dan Penyangga Peradaban

Gambar
  Salah satu nama surat dalam Alquran dinamai dengan an-Nisa'. Kata an-Nisa' bukan menyebut perempuan dalam pengertian jenis kelamin, melainkan gambaran tentang potensi perempuan. Dalam kajian semantik Toshihiko Izutsu, kata an-nisa’ tidak hanya menunjuk pada perempuan sebagai lawan jenis laki-laki, tetapi juga mengandung makna sosial, spiritual, dan eksistensial. Penggunaan kata an-nisa’ dalam Alquran sering kali terkait dengan hukum waris, hak-hak sosial, tanggung jawab keluarga, dan peran perempuan dalam masyarakat. Ini menunjukkan bahwa perempuan dipandang sebagai subjek aktif yang memiliki potensi, bukan objek pasif. Penamaan satu surah dengan an-Nisa’ menunjukkan pengakuan terhadap kompleksitas dan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan sosial dan spiritual umat Islam    Sejarah kenabian; Nabi Muhammad Saw tidak hanya meninggalkan umatnya dengan wahyu dan sunnah, tetapi juga dengan keteladanan yang hidup melalui keluarganya. Sosok Fatimah az-Zahra menjadi s...

Nabi Muhammad Melarang Meniup Makanan yang Masih Panas

Gambar
Larangan meniup makanan atau minuman panas yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw bukan sekadar adab, melainkan sebuah prinsip etis dan higienis yang memiliki dasar ilmiah dan spiritual. Hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas menegaskan larangan bernapas atau meniup ke dalam bejana saat makan dan minum. Secara ilmiah, tindakan meniup makanan berisiko menyebarkan mikroorganisme dari mulut ke makanan, mengubah komposisi kimia melalui karbon dioksida, serta menanamkan kebiasaan tidak sehat pada anak-anak. Perspektif adab, larangan ini mencerminkan nilai kesabaran, ketenangan, dan penghormatan terhadap rezeki. Perspektif spiritual, makanan dipandang sebagai amanah Ilahi yang harus diperlakukan dengan penuh syukur dan penghormatan. Larangan ini mengajarkan bahwa sunnah Nabi mengandung hikmah yang melindungi jasmani dan menyucikan rohani, serta membentuk pribadi yang bersih, santun, dan penuh syukur dalam menerima nikmat Allah. Dasar hadis. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyal...

Etika Profetik: Tata Ruang Membangun Rumah Perspektif Sunnah

Gambar
  Perlunya mengkaji dimensi etis, sosial, dan spiritual dalam pembangunan rumah menurut perspektif Islam, dengan merujuk pada risalah kenabian Nabi Muhammad Saw sebagai landasan nilai. Islam tidak hanya mengatur hubungan transenden antara manusia dan Tuhan, tetapi juga menata hubungan sosial secara komprehensif, termasuk dalam aspek tata ruang dan pembangunan fisik. Membangun rumah dipandang bukan sekadar aktivitas teknis, melainkan tindakan moral yang mencerminkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Prinsip-prinsip seperti menjaga hak tetangga, memperhatikan arah angin, akses jalan, dan transportasi menjadi bagian dari etika profetik yang menekankan keseimbangan antara kenyamanan pribadi dan kepentingan kolektif. Dalam konteks ini, Islam telah lebih dahulu mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dan keadilan spasial ke dalam praktik pembangunan. Rumah yang dibangun dengan kesadaran sosial dan spiritual menjadi simbol peradaban kecil yang berakar pada kasih sa...